Penemu ballpoint (pulpen) pertama di dunia. Sejarah
penemuan ballpoint / pulpen dimulai dari diciptakan nya benda ini oleh jurnalis
Hungaria bernama Laszlo Biro | Ladislao Biro pada tahun 1938. Biro
memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering
dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan
lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada
kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan
pena yang cukup tajam.
Bersama saudara
lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru yang
tersiri dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang.
Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah cartridge, tinta
membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi.
dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil
itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang lazim dikenal
dengan nama bolpen/pulpen.
Rancangan ini
kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek
Birome, yang masih bertahan hingga saat ini.
Awalnya, alat tulis
yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Pena yang
digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di
Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur
Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya
adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya
berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas.
Pulpen mempunyai
ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui
ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter
sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah
menyentuh kertas.
sumber : kaskus.us
Pulpen (dari bahasa
Belanda: vulpen) adalah alat
tulis berupa mata pena berujung tajam yang
dilengkapi pegangan berisi kantong tintayang bisa diisi kembali. Tinta berbasis air diisi
melalui mata pena dengan mekanisme penyedot yang memasukkan tinta dari botol
tinta ke dalam kamar tinta. Berbeda dengan bolpen, pulpen tidak perlu ditekan ketika menulis. Tinta
mengalir dari kamar tinta ke mata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi.
Catatan
tertulis tertua mengenai pena yang dilengkapi kantong tinta berasal dari abad
ke-10 M. Pada 953, khalifah Ma'ād
al-Mu'izz dariMesir menginginkan pena yang tidak
mengotori tangan dan bajunya dengan tinta. Ia diberi pena yang dilengkapi
penyimpanan tinta, dan tintanya mengalir ke mata pena dengan bantuan
kapilaritas dan gravitasi. Seperti dicatat oleh kadi al-Nu'man al-Tamimi (974)
dalam Kitdb al-Majalis wa 'l-musayardt, al-Mu’izz yang memimpin proyek pembuatan pena memberi
instruksi:
Kami ingin membuat pena yang bisa dipakai menulis tanpa
harus bolak-balik menceluplan pena ke tempat tinta, dan pena tersebut harus
dilengkapi kantong tinta di dalamnya. Pemilik pena dapat meletakkannya di
lengan baju atau di mana saja ia ingini tanpa terkena noda tinta atau tinta
bocor dari pena. Tinta hanya mengalir kalau pemilik memakainya untuk menulis.
Sepengetahuan kami belum ada orang yang pernah membuat (pena seperti ini), dan
sebagai "bahan perenungan" bagi siapa saja yang menyadari kegunaan
dan pentingnya pena seperti ini...[1][2]
Deliciae
physico-mathematicae, 1636
Dalam Deliciae Physico-Mathematicae (1636),
penemu berkebangsaan Jerman, Daniel
Schwenter menceritakan pena yang dibuat dari dua pena bulu.
Pada 25 Mei 1827, penemu berkebangsaan Rumania, Petrache
Poenaru menerima paten di Perancis untuk ciptaannya berupa pulpen
pertama dengan kartrij yang bisa diganti.[3] Desain pulpen memungkinkan orang
menulis dengan lancar tanpa tinta tumpah atau kertas robek. Sejak 1850-an, berbagai paten yang
berkaitan dengan pulpen diajukan, dan produksi pulpen terus meningkat. Walaupun
demikian, pulpen baru menjadi alat tulis yang populer setelah ditemukannya mata
pena dari emas berujung iridium, karetkeras,
dan tinta yang mengalir lancar.
M.
Klein dan Henry W. Wynne menerima paten AS
#68445 pada 1867 untuk kamar dan sistem penyaluran tinta dalam pegangan pulpen
Pada 1870-an, Duncan MacKinnon seorang Kanada
penduduk New York City bersama Alonzo T. Cross dari Providence, Rhode Island
membuat pena
stilograf yang dilengkapi mata pena berbentuk tabung berlubang dan
sebatang kawat yang berfungsi sebagai katup. Pena stilograf kini umumnya
dipakai untuk gambar teknik,
namun dulunya populer untuk menulis. Era produksi besar-besaran pulpen dimulai
tahun 1880-an. Ketika itu, produsen terbesar pulpen di Amerika Serikat adalah Waterman yang
memproduksi pulpen hasil desain Poenaru,[3] asal New York Citydan Wirt asal Bloomsburg, Pennsylvania. Nama Waterman menjadi lebih
populer daripada Wirt, dan menjadi produsen terbesar pulpen hingga awal
1920-an.
Pada waktu itu,
sebagian besar pulpen diisi dengan membuka bagian pemegang tinta, dan
meneteskan tinta ke dalam kamar tinta dengan memakai penetes mata (pipet).
Cara pengisian tinta seperti ini sulit dan tidak rapi. Selain itu, tinta bocor
ke bagian tutup atau di bagian sambungan dengan kamar tinta. Setelah bahan yang
sesuai untuk membuat pulpen sudah ditemukan, masalah yang tersisa adalah sistem
pengisian tinta yang sederhana, mudah, dan antibocor. Pulpen yang dapat diisi
tanpa harus membuka kamar tinta ditemukan sekitar awal abad ke-20, antara lain
berkat penemuan A. A. Waterman, Walter A. Sheaffer, dan Parker.
Di Eropa,
pemasok asal Jerman yang dikenal dengan nama Pelikan, memperkenalkan pulpen pertama mereka
pada tahun 1929. Pelikan sebelumnya membeli paten untuk pulpen dengan tinta
padat dari pabrik Slavoljub
Penkala diKroasia (dipatenkan
tahun 1907 dan mulai diproduksi massal sejak 1911), dan paten pengisi tinta
model piston dari Theodor
Kovacs asal Hongaria.
Pulpen mulai
diproduksi dalam aneka warna dan model setelah seluloida secara
bertahap menggantikan karet sebagai bahan pemegang pulpen. Duofold dan Vacumatic dari
Parker, serta Pelikan 100 adalah model-model pulpen yang populer pada masa-masa
antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Walaupun sudah
ditemukan bolpen, pulpen masih sangat populer antara
1940-an dan 1950-an. Bolpen masih mahal, dan tinta masih sering bocor atau
macet, sedangkan teknologi tinta sudah matang dan diproduksi massal.
Model-model yang populer pada 1950-an adalah Parker 51,
Snorkel dari Sheaffer, dan Skyline dari Eversharp.
Pada 1960-an,
teknologi bolpen semakin maju dan mulai menggantikan pulpen untuk penggunaan
sehari-hari. Kini, produsen pulpen yang masih bertahan, terutama Montblancdan Pelikan lebih mempromosikan pulpen sebagai
benda koleksi dan simbol status daripada alat tulis sehari-hari.
Sumber: wekipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar